Sepenggal kisah dua bocah yang harus bertahan hidup di kota Jakarta.
Tanggal 17 Agustus, kemerdekaan Indonesia genap berusia 69 tahun. Kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh orang-orang hebat yang dengan gagah berani mengorbankan nyawanya demi kedaulatan negara dan bangsa Indonesia. Sudah lama sekali bangsa ini merdeka, pemimpin negaranya pun sudah tujuh kali ganti, tapi masih saja ada kisah pilu yang menyayat hati di negara yang merdeka ini.
Dia bernama Nana Marzuki 11 tahun dan Abidah 2,5 tahun. Mereka adalah kakak beradik yang kesehariannya menjadi seorang pemulung. Kedua bocah ini mengumpulkan apa saja yang ditemui di jalanan atau di tempat sampah untuk bisa mereka jual. Kardus bekas dan botol-gelas plastik sisa air kemasan menjadi incarannya.
Sangat pedih melihat kehidupan kedua bocah ini, mereka menjadi anak yatim sejak ibunya mengandung bayi Abidah, bapaknya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas saat menjadi sopir truk. Kehidupan keras di Jakarta membuat kedua bocah ini dituntut mencari uang untuk menyambung hidupnya. Dengan berbekal keranjang dari bambu, kedua bocah ini berjalan kaki menyusuri jalanan padat dan ramai di Jl. Raya Pondok Gede. Mengumpulkan satu demi satu botol dan gelas plastik sisa air kemasan.
Sambil menggandeng adiknya, Nana Marzuki sudah tidak ingat lagi berapa jarak yang ditempuh saat mengumpulkan barang-barang itu. Nana Marzuki sebagai seorang kakak hanya bisa menuruti kemampuan dan kemauan sang adik yang baru berumur 2,5 tahun, disaat Abidah kelelahan mereka mencari tempat untuk istirahat. Terkadang saking lelahnya Abidah tertidur dalam belaian sang kakak. Nana Marzuki pun menunggunya dengan sabar dan penuh kasih sayang sampai sang adik terjaga.
Disisi lain, Nana Marzuki yang sekarang menginjak kelas 5 SD, adalah anak yang berprestasi di sekolahnya. Dia menuturkan meraih peringkat satu di kelasnya. Tidak pernah merasa malu dengan apa yang dijalaninya saat ini. Guru dan teman-temannya pun mengetahuinya. Prinsipnya tidak meminta dan merugikan orang lain.
Jika teman-teman menemui bocah-bocah di jalanan seperti Nana Marzuki dan Abidah janganlah berburuk sangka, tidak semua anak jalanan nakal dan susah diatur. Mereka musti kita rangkul dan kita sayang untuk masa depan yang lebih baik.
Untuk Nana Marzuki dan Abidah, semoga kalian kuat dan tabah menjalani hidup ini. Kelak kalian akan menjadi orang-orang yang hebat di negeri yang katanya merdeka ini.