Kirim pesan Anda

Name

Email *

Message *

Blogger news

Saturday, November 29, 2014

Trend Batu Cincin - Namanya Bacan. Setahun belakangan nama sebuah pulau di Kabupaten Halmahera Selatan itu begitu tenar. Pasalnya di Bacan banyak ditemukan batu indah untuk dijadikan batu cincin. Beberapa jenisnya menghadirkan batu dengan warna menarik, kehijauan, kebiruan hingga berwarna merah.



Nama Bacan pun melambung hingga manca negara. Bahkan banyak warga asing yang langsung memburu batu ini ke lokasinya. Bacan banyak digemari karena mengalami pemrosesan warna dari buram ke warna bening dengan cepat. Semakin bening, semakin mahal harganya. Wow! untuk ukuran 3 krat saja dihargai Rp 2 juta dan ukuran 50 krat Rp 15 juta. Bahkan, sebongkah kecil batu bacan jenis plamea kualitas super kristal dihargai Rp 700 juta.



Bukan sekadar keindahannya. Penggila batu memburunya lantaran percaya ada kekuatan gaib tersimpan di dalamnya. Ada yang untuk obat, wibawa hingga penangkal bahaya. Peminatnya pun beragam mulai kalangan bawah hingga atas. Bahkan sejumlah nama tenat dikenal suka mengenakan batu cincin. Batu ini kiat menjadi top-nya setelah diketahui dua kepala negara, yakni mantan Presiden SBY dan Presiden Obama juga memakai batu cincin.

SBY disebut-sebut mengenakan batu cincin bernama 'lumuik sungai dareh' yang berasal dari Dharmasraya, Sumatera Barat. Selain Sumbar, sejumlah daerah lain di Indonesia juga dikenal tanahnya mengandung batu hias. Garut di Jabar, Catam di Babel, Kalimantan, dan lain-lain.



Alhasil, sentra batu hias pun marak di tanah air. Di Jakarta, bisnis batu permata sangat menjanjikan. Sekitar 10 tahun silam, pemerintah telah menampung para penjual batu di sentra Pasar Rawabening, Jatinegara, Jakarta Timur. Saban harinya, pasar ini tidak pernah sepi pengunjung.Di beberapa sudut kota, pedagang-pedagang juga menggelar lapak seadanya dengan bejibun koleksi batu, mulai dari yang mentah hingga yang sudah diikat dengan cincin. Penggilanya tinggal memilih yang sudah jadi atau yang perlu dipoles lagi.